Selasa, 24 Februari 2009

Mahabbah


Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang lemah. Dalam menjalani ujian hidup, terkadang dirasakan sangat sulit dan berat. Banyak kita temukan orang-orang yang putus asa dan kecewa dengan apa yang diberikan oleh Allah SWT sehingga dirinya menjadi kufur.

Allah SWT yang mempunyai sifat Ar-rahman dan Ar-rahim, tentu tidak pernah salah dalam memberikan rahmat dan cobaan kepada hambanya. Karena sesungguhnya Dialah yang Maha Mengetahui tentang segala apapun yang pantas diberikan kepada hamba-hamba-Nya.

Mahabbah, atau cinta adalah konsep yang ampuh bagi manusia dalam mengatasi semua masalah yang ada pada dirinya. Arti cinta disini adalah cintanya seorang hamba terhadap Allah SWT yang melebihi dari apapun. Tidak menyekutukan-Nya, menjalankan apa yang diperintahkan-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya. Kita semua sepakat hanya Allah yang mampu menjadi sandaran seorang hamba ketika ia dalam keadaan sedih dan susah. Dan kita tahu bahwa, seorang hamba akan kembali menuju suatu Dzat Yang Maha Kekal yaitu Allah SWT. Hal ini dipertegas dalam Alquran, surat al-Hasyr ayat 22-23 yang artinya, “Dia-lah Allah Yang tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dia-lah Allah Yang tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan,Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan.”.

Cinta kepada Allah menjadikan hati tentram dan damai, seolah-olah dunia datang kepada kita. Cinta kepada Allah juga menjadikan kita selalu optimis dalam menghadapi sebuah realita kehidupan. Oleh karenanya, kita diwajibkan selalu mendekatkan diri pada Allah SWT, karena alam semesta ini adalah kepunyaan-Nya. Layaknya seperti seorang kekasih yang dekat kepada orang yang dicintainya, kenapa kepada Tuhan yang menciptakan, kita tidak mendekatkan diri pada-Nya. Kita bisa belajar dari sahabat Rasulullah Saw yang bernama Ustman bin Affan r.a. Kecintaanya kepada Allah mendorong ia menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah. Namun pada kenyataanya Allah membalas cintanya dengan surga, bahkan di dunia ia tidak dijadikan seorang yang miskin dan kekayaannya berlipat ganda. Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya.” (HR. Al Hakim) Wallahu a’lam bish shawab.

Senin, 16 Februari 2009

Arti Sebuah Maaf




Manusia adalah tempat salah dan dosa. Sebagai makhluk yang lemah, kadang kesalahan yang diperbuatnya membuat luka dan membekas dalam jiwa. Tak terkecuali bagi seorang muslim, sebuah canda saja dapat berubah menjadi menyakiti perasaan dan membuat dendam.

Rasulullah saw bersabda “Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan. Dimana setiap bagian saling menguatkan” (HR Muslim). Dari hadis tersebut kita tahu, sesungguhnya setiap muslim adalah saudara. Jika ada perselisihan diantara mereka, hendaklah bermusyawarah. Jika terjadi kebuntuan, diharapkan salah satu diantara keduanya mengalah, setelah itu saling memberi maaf dan meminta maaf.
Memberi maaf adalah perbuatan mulia. Banyak orang yang tidak dapat memberi maaf atas kesalahan orang lain. Maka yang timbul adalah sebuah penyakit hati seperti iri, dengki, senang melihat penderitaan orang lain, senang melakukan ghibah, su’uzhon dan lainnya. Kita sebagai umat yang ingin mendapat rahmat Allah SWT, hendaklah bisa untuk memaafkan kesalahan orang lain. Karena baik untuk kita, dan baik pula untuk orang yang memiliki kesalahan pada kita.

Ada beberapa keuntungan yang didapat ketika kita memberi maaf. Pertama, seseorang yang memberi maaf akan dilapangkan hatinya, dan dijauhkan dari sifat iri, dengki, su’uzhon dan penyakit hati lainnya. Kedua, dapat menyabungkan tali silaturahim yang sempat terputus ketika terjadi perselisihan. Sehingga mendapat rizki dari Allah SWT. Rasulullah saw, bersabda. “Barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturahmi)” (HR Anas bin Malik). Ketiga, dijauhkan dari murka Allah SWT. Karena sesungguhnya Allah Membenci permusuhan diantara kaum muslimin. Allah lebih menyukai persaudaraan dikalangan kaum muslimin. Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS At-Taubah : 71).



Hubungan persaudaraan yang baik antara antara muslim yang satu dengan muslim lainnya, merupakan sesuatu yang harus dijalin dengan sebaik-baiknya. Hal ini dikarenakan Allah telah menggariskan bahwa mukmin itu bersaudara. Itulah sebabnya, segala bentuk sikap dan sifat yang akan memperkukuh dan memantapkan persaudaraan harus ditumbuhkan dan dipelihara, sedangkan segala bentuk sikap dan sifat yang dapat merusak ukhuwah harus dihilangkan.

Selasa, 10 Februari 2009

Sekilas Tentang Masochism


Merupakan kategori gangguan seksual dari paraphilias, yang berarti “abnormal atau atraksi yang tidak alami”, yaitu menunjukkan keterangsangan seksual sebagai respon terhadap stimulus yang tidak biasa. Masokisme merupakan penyimpangan seksual dimana orang mencapai kepuasan seksualnya, disertai dengan derita yang dialaminya. Jadi si penderita tidak akan merasakan kepuasan seksual jika tidak disakiti, disiksa, dipukuli, dll oleh pasangan seksualnya. Penderita tidak dapat merasa cinta jika tidak banyak menderita dan merasakan rasa sakit.

Selain dalam setting diatas, kepribadian masochism juga dapat terjadi pada setting selain hubungan seksual. Misalnya, dalam rumah tangga. Seorang suami selalu menyiksa istrinya dengan kata-kata yang kasar ataupun dengan makian dan hinaan. Si istri yang mendapat stimulus eksternal seperi itu pada awalnya merasa sakit hati dan sedih.

Namun ia tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Sehingga lama kelamaan dirinya menjadi “kebal” terhadap siksaan verbal itu, menganggap itu suatu hal yang biasa dan tidak merasa sakit hati lagi. Dengan begitu pun si istri juga dapat disebut memiliki kepribadian masochism.

Dari sudut pandang psikoanalitik, penyebab masochism adalah rasa bersalah akan seks tetapi mampu untuk menikmatinya sepanjang ia dihukum untuk melakukan itu.
Masochism biasanya ditemukan pada masa dewasa awal dan seringkali dimulai dengan permainan masokistik dan sadistic selama masa kanak-kanak

Penyebab masochism juga bisa berasal dari pengalaman traumatik di masa kanak-kanak seperti penganiayaan seksual atau fisik dan hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak tersebut juga biasanya mengalami gangguan.
Bisa jug timbul karena fantasi seksual yang tak pantas ditahan, dan menjadi lebih kuat jika hal itu terlarang.

30% perilaku masochism juga berpartisipan pada perilaku sadisme.

Sumber: Kesehatan Mental (Prof.Dr Dzakiah Darajat)

Sekilas Tentang Narsistik


Narsistik merupakan rasa cinta yang berlebihan terhadap diri sendiri. Si sakit haus dan sangat membutuhkan akan perhatian dan pemujaan dari orang lain. Penderita tenggelam dalam keasikannya menikmati perhatian yang diberikan oleh orang lain dan menunjukkan kepentingan pribadinya secara berlebihan sehingga tidak mampu berempati dan merasakan perasaan orang lain serta sangat sensitive terhadap kritik. Dan juga hanya peduli terhadap dirinya sendiri. Orang narsisitik juga cenderung prefeksionis dan ambisius.

Contoh yang dibahas adalah seorang pria yang memiliki prestasi karir yang baik dan selalu saja membicarakan kesuksesasan dan hal-hal seputar dirinya terutama tentang segala kelebihan-kelebihan dan prestasi-prestasi yang telah dicapainya. Ia selalu senang jika diperhatikan, dikagumi, dan dipuja orang dan akan langsung pergi dan tidak berminat jika orang-orang membicarakan hal selain dirinya. Dan orang tersebut juga terkesan egois karena tidak bisa memahami perasaan orang lain. Setelah diteliti lebih lanjut ternyata pria tersebut melakukan kelakuan seperti itu untuk menyingkirkan perasaan tidak adekuat dan self-esteem yang rendah. Dan apapun prestasinya yang telah ia capai tidak pernah cukup untuk menenangkan keraguan dalam dirinya.

Dari contoh diatas dapat disimpulkan pemicu-pemicu terjadinya narsistik bisa karena rendahnya self-esteem pada diri seseorang bisa juga karena ragu-ragu dan rendahnya rasa percaya diri pada diri sendiri.

Namun sebetulnya Narsistik itu merupakan potensi yang ada pada seriap diri manusia. Namun, jika tidak dapat dikontrol maka akan menjadi kelainan/ disorder.

Sumber: Kesehatan Mental "Prof.Dr Dzakiah Darajat"

Senin, 09 Februari 2009

9 LANGKAH SUKSES


1. Aku dilahirkan untuk menjadi PEMENANG
Keyakinan pertama yang harus aku miliki sebagai anak manusia adalah keyakinan bahwa aku dilahirkan untuk menjadi Pemenang. Aku percaya bahwa tidak mungkin Allah menciptakan aku ke dunia ini, tanpa alasan apapun. Tidak mungkin! Pasti ada alasannya.

2. Memang diperlukan keberanian untuk melangkah maju ke depan. Namun, bagaimana berani kalau aku tetap diam di tempat?. Kesalahan yang terbesar adalah aku tidak pernah melakukan sesuatu, bahkan mencobanyapun “gak” pernah, malah pikiran aku sering “merancang” imajinasi rasa sakit yang belum tentu terjadi dari sebuah kesalahan atau kekeliruan di masa mendatang. Astaga, ngeri sekali bukan? Karena aku merancang ketakutan, maka seringkali aku hanya berdiam diri. Namun aku sebenarnya percaya bahwa…

3. Daripada hanya berdiam diri, melangkah dan mungkin tergelincir adalah pilihan yang jauh lebih baik! Ada banyak pelajaran di sana…

4. Orang yang berani bangkit dan belajar dari kegagalan adalah PEMENANG SEJATI!

5. Apa pun SAYA BISA jika saya mau!

6. Hidup ini adalah pilihan. Aku memilih menjadi orang yang bahagia ….

7. Semakin aku fokus pada impianku. Semakin cepat aku mencapai impianku.

8. Berhentilah menunggu kondisi membaik. LAKUKAN SESUATU agar kondisi membaik.

9. Aku bekerja dengan sungguh-sungguh. Aku berdoa dengan sungguh-sungguh.

“hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihatlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan (SUKSES).” Al Maidah : 35


Writed by : Asep Khairul Gani S.psi (my best Teacher In NLP & Hypnotherapi)

Minggu, 08 Februari 2009

Pengalaman Training

Training Motivation at STT-PLN Jakarta.





Training Outbond Rohis SMA 5 Tangerang.



Agus Setyadi H.



Mengisi games pada acara Sarasehan Iqra Club Tangerang.



Agus Setyadi bersama Trainer Senior, Abdurrahman Shaleh M.si, pada acara Training Of Trainer di Jakarta.

Workshop Menulis



Tepat pada hari Jumat, tanggal 6 februari saya menemani saudara R.W Dodo pada sebuah Workshop tentang jurnalistik. sungguh pengalaman yang berharga. Semoga dilain kesempatan kita dapat bersama kembali.

TAHAJUD



TENTANG SHALAT
Shalat merupakan suatu aktivitas jiwa (soul) yang termasuk dalam proses perjalanan spiritual yang penuh makna, dilakukan oleh seorang manusia untuk bertemu dengan Tuhan Semesta Alam. Shalat merupakan konsep yang sesuai dengan fitrah manusia. Diibaratkan seperti ruh yang lepas dari raga dan bertemu Tuhan Yang Maha Agung yang telah menciptakannya. Inilah kenapa Rasulullah SAW mengatakan bahwa shalat itu merupakan mi’raj-nya orang-orang mukmin.

Jalan spiritual shalat merupakan konsep jiwa yang memiliki kecenderungan untuk kembali kepada Yang Maha Tak Terbatas, Maha Tak Terjangkau, dan Maha Tak Terdefinisikan. Dengan mengarahkan jiwa manusi ke sebuah Zat tersebut yang taK lain adalah Allah SWT, maka jiwa-jiwa manusia akan merasakan seperti kembali dan tidak terkungkung oleh sesuatu apapun yang mengikatnya. Hal ini sesuai dengan konsep pada psikologi transpersonal, Aku mencari dan mengarah kepada Sang Aku yang kekal.

Shalat Tahajud
Allah SWT telah mensyariatkan shalat sunnah untuk meningkatkan amal manusia dan menutupi kekurangan dan kelalaian yang ada. Sebagaimana diperintahkan. Dan shalat tahajud adalah shalat sunah yang paling utama.

Banyak keistimewaan yang terdapat dalam shalat tahajud. Ada sebuah kisah yang dituturkan oleh Ibnu Umar ra. Bahwasannya ada seseorang di masa Rasulullah SAW, bermimpi kemudian mimpi tersebut di beritahukan kepada Rasulullah SAW. Saat ia tidur di dalam masjid ia bermimpi sedang dibawa oleh malaikat ke Neraka. Ternyata neraka itu berupa sumur yang dibangun atas dua tanduk. Kemudian orang itu berucap “Aku berlindung kepada Allah dari Neraka!” kemudian ibnu Umar melanjutkan ceritanya, ‘malaikat yang lain menemuinya seraya berkata, ‘Jangan takut’ Akhirnya seseorang itu menceritakan mimpi kepada hafsah dan dia menceritakannya kepada Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda:

“Sebaik-baik hamba Allah adalah Abdullah seandainya ia melakukan shalat pada sebagian malam.”

Akhirnya Abdullah tidak pernah tidur di malam hari kecuali shalat pada sebagian malam saja.

Al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan tentang istimewanya waktu malam. Ia berkata : “Al-Mahlabi mengatakan Nabi Daud AS, mengistirahatkan dirinya pada awal malam lalu ia bangunpada waktu Allah di mana Allah menyeru ‘Adakah orang yang meminta?, niscaya Aku akan berikan permintaanya!’ lalu ia melakukan shalat tahajud kemudian melanjutkan tidurnya kembali. Waktu tidur itu adalah waktu sahur. Lalu ada seseorang bertanya ‘apakah Allah akan bosan terhadap permintaan hamba-Nya?’ lalu Rasulullah bersabda: “sesungguhnya Allah tidak akan pernah bosan sampai kalian sendiri yang merasa bosan.”

Dari penjelasan di atas kita telah tahu tentang keutamaan syariat shalat tahajud. Maka pantaslah bila ada suatu ungkapan “ seburuk-buruk keadaan orang mu’min adalah ketika sedang tidur, karena ketika bangun ia senantiasa ingat kepada Allah dan taat menjalankan perintah-Nya.

Shalat Tahajud Membentuk Kepribadian Yang Baik
Dalam menjalankan shalat tahajud dapat menciptakan kepribadian yang baik. hal itu didapat setelah melakukan shalat tahajud dengan baik (khusuk,tertib hingga sempurna) sehingga dapat mendapat hikmah dari shalat tersebut.

Baik dalam Al Quran maupun hadist banyak yang menerangkan tentang keutamaan dan keistimewaan shalat tahajud. Salah satu ulama ternama Muhammad bin Munkadir mengatakan “ tidak ada satu kenikmatan pun yang tersisa di dunia ini kecuali tiga perkara, shalat Tahajud, Bersilaturahim, dan shalat berjamaah.

Melaksanakan shalat Tahajud merupakan perjuangan yang sangat berat. Karena ia dilaksanakan pada saat manusia sedang terbuai dalam alunan mimpi. Oleh karenanya setiap hamba Allah yang melakukan shalat tahajud akan tercipta kepribadian kuat dan tangguh.

Kemudian shalat tahajud pun juga membuat seseorang menjadi lebih percaya diri, karena ia yakin Allah akan memecahkan masalah dari setiap langkah hidupnya. Hal ini berpegangan pada surah Al Isra ayat 79:

Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.

Selain itu seseorang yang melaksanakan shalat tahajud juga digolongkan ke dalam orang-orang yang mudah bersyukur. Hal ini diperoleh dari hadis nabi:

Mughirah bin Syu'bah berkata, "Sesungguhnya Rasulullah bangun untuk shalat sehingga kedua telapak kaki atau kedua betis beliau bengkak. Lalu dikatakan kepada beliau, 'Allah mengampuni dosa-dosamu terdahulu dan yang kemudian, mengapa engkau masih shalat seperti itu?' Lalu, beliau menjawab, 'Apakah tidak sepantasnya bagiku menjadi hamba yang bersyukur?

Sahih Bukhari “kitab Tahajud” no 587

Dalam garakan-gerakan shalat, bila dicermati mengandung sebuah hikmah:
1. Niat, satu kepribadian yang dalam bertingkah laku memiliki motivasi tertuju pada Allah SWT.

2. Dimulai takbir dan diakhiri salam, satu kepribadian yang dalam bertingkah laku diawali penyucian diri melalui bacaan Allah Akbar (Allah Maha Besar) dan diakhiri dengan realisasi diri horizontal melalui bacaan salam. Al salam mualaikum warohmatullahi wabarakatuh (salam sejahtera untuk kalian dan semoga rahmat Allah tetap pada kalian).

3. Berdiri, ruku’, I’tidal. Sujud dan duduk diantara dua sujud. Satu kepribadian dinamis, luwes dan mampu menempatkat diri sesuai dengan situasi dan kondisi sesuai dimana ia berperilaku.

4. Membaca surat Al Fatihah, satu kepribadian yang menjadi pioneer atau pelopor kehidupan. Kemudian Al Fatihah sendiri dapat membentuk pribadi yang senantiasa berkomunikasi dan berinteraksi secara ilahiah.

5. Tuma’ninah. Suatu kepribadian yang tenang, rileks dan santai setelah melakukan jeda sejenak dalam melakukan aktivitas kehidupan. Tuma’ninah juga sebagai isyarat individu senantiasa menikmati dan merasakan ketenangan dalam setiap momen kehidupan.

6. Tasyahud akhir, satu kepribadian yang selalu memberikan penghormatan. Penghormatan yang pertama kepada Allah SWT, lalu kepada Nabi-Nya, kepada diri sendiri dan pada para Hamba-hamba-nya yang saleh.

7. Salawat Nabi, satu kepribadian yang tunduk patuh serta mengikuti sunah-sunah Rasul-Nya, yang disimbolkan dengan mengucapkan salawat kapada Nabi Muhammad SAW dalam shalat.
Sumber: Abdul Mujib “Kepribadian Dalam Pandangan Psikologi Islam” hal 10

Semoga dengan shalat Tahajud ini dapat merubah diri pribadi menjadi lebih baik. Wallahu'lam bishshowab

Cermin


Anda pasti tahu cermin dan kerap menggunakannya sehari−hari. Apalagi bagi mereka yang senang menjaga penampilannya. Dengan bercermin, ia menjadi tahu bagian mana yang kurang atau sudah pas dalam penampilannya. Warna atau motif yang digunakan, apakah sudah cocok dengan postur tubuh dan warna kulit, sang cerminlah yang akan mengatakan cocok atau tidaknya bagi si pemakai.

Bayangkanlah, apa jadinya bila Allah SWT tidak menciptakan cermin bagi diri kita? Boleh jadi, seseorang yang berpenampilan buruk rupa akan merasa bahwa dia adalah yang paling mulia sejagad raya, atau sebaliknya seseorang yang rupawan takkan tahu bahwa ada kelebihan dari dirinya yang mesti dipertahankan.

Namun pernahkah anda bercermin dari suatu peristiwa yang tarjadi ?, baik bercermin dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Bercermin atas kejadian luar biasa dan kemudian mengambil hikmah dan pelajaran berharga untuk dinikmati dalam memperbaiki penampilan diri kita?.

Namun persoalannya, tidak semua dari kita mampu melakukan itu. Suatu kejadian yang Alloh SWT hadirkan dalam kehidupan kita semuanya memiliki makna bila kita selami lebih dalam lagi. Dan bagi orang−orang yang beruntunglah yang mampu melihat hikmah atas peristiwa apapun, sebagaimana firman Alloh SWT dalam Al−Quran :

Allah menganugerahkan al hikmah kepada siapa yang dikehendaki−Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar−benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang−orang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (Al−Baqarah : 269).

Hari ini, dimana bulan pembuka di tahun 2007 mengawali waktu kita, pasti ada peristiwa−peristiwa di belakang masa yang berarti buat kita. Dan tak ada sesuatu yang paling berkesan selain mengambil pelajaran (hikmah) untuk kemanfaatan di depan masa yang sedang menanti. Rasulullah berpesan dengan sabdanya bahwa Hikmah adalah barang seorang muslim yang hilang dan siapapun yang menemukan, maka menjadi miliknya.

Bisa dipastikan, seseorang yang rajin bercermin akan lebih arif dalam melihat diri dan sekitarnya. Seperti sabda rasul, bahwa pelajaran itu berserakan di jalan, siapapun yang bisa mendapatkan maka menjadi miliknya. Di sinilah diperlukan keahlian khusus dalam melihat setiap persistiwa.

Bisa jadi, kalau kita tertusuk duri bisa ditafsirkan sebagai kesialan ketimbang hikmah. Namun bagi sang pengambil hikmah seperti halnya Lukmanul Hakim yang namanya diukir dalam Al−Quran, peristiwa itu dipahami sebagai bentuk penyelamatan Allah terhadap dirinya dari kebakaran yang akan membinasakannya.


(bencana surat cinta dari Allah untuk mengingatkan hambanya kembali pada-Nya)

Lalu, bagaimana dengan bencana banjir yang baru saja kita lewati? Apakah itu bencana? Ataukah ujian? Periksalah kembali diri kita ketika tampil di hadapan Sang Khaliq. Barangkali, kita terlalu enggan menata diri dengan penampilan terbaik saat bersujud dalam AsmaNya. Seandainya kita belajar dari kisah Luqman di atas, bukankah indah peristiwa buruk sekalipun ada pelajaran berharga yang mungkin terserak dan tak ada yang memetiknya barasng secuil pun.

Jadi, keahlian khusus yang seyogyanya dipelajari mulai saat ini adalah penanaman husnuzhon (baik sangka) kita terhadap peristiwa yang Allah berikan setiap harinya. Melihatnya bukan hanya dari kacamata kebaikan kita, tetapi melalui kacamata kebaikan Allah untuk kita.

Sehingga, bisa jadi perbaikan diri kita akan lebih mudah manakala kita mampu berkata jujur ketika hikmah datang dari peristiwa di hadapan mata kita. Dan sesungguhnya, tak ada yang lebih nikmat selain memperbaiki diri setiap hari sebagaimana pesan Khalifah Umar ra, "Hisablah (amal) dirimu sebelum engkau dihisabNya di hari kiamat". Lalu, adakah sesuatu yang lebih indah dari kesadaran ini? Wallahu'lam bishshowab

Sumber: PKPU Online. Ditulis oleh Lufti Avianto