Selasa, 10 Februari 2009

Sekilas Tentang Masochism


Merupakan kategori gangguan seksual dari paraphilias, yang berarti “abnormal atau atraksi yang tidak alami”, yaitu menunjukkan keterangsangan seksual sebagai respon terhadap stimulus yang tidak biasa. Masokisme merupakan penyimpangan seksual dimana orang mencapai kepuasan seksualnya, disertai dengan derita yang dialaminya. Jadi si penderita tidak akan merasakan kepuasan seksual jika tidak disakiti, disiksa, dipukuli, dll oleh pasangan seksualnya. Penderita tidak dapat merasa cinta jika tidak banyak menderita dan merasakan rasa sakit.

Selain dalam setting diatas, kepribadian masochism juga dapat terjadi pada setting selain hubungan seksual. Misalnya, dalam rumah tangga. Seorang suami selalu menyiksa istrinya dengan kata-kata yang kasar ataupun dengan makian dan hinaan. Si istri yang mendapat stimulus eksternal seperi itu pada awalnya merasa sakit hati dan sedih.

Namun ia tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Sehingga lama kelamaan dirinya menjadi “kebal” terhadap siksaan verbal itu, menganggap itu suatu hal yang biasa dan tidak merasa sakit hati lagi. Dengan begitu pun si istri juga dapat disebut memiliki kepribadian masochism.

Dari sudut pandang psikoanalitik, penyebab masochism adalah rasa bersalah akan seks tetapi mampu untuk menikmatinya sepanjang ia dihukum untuk melakukan itu.
Masochism biasanya ditemukan pada masa dewasa awal dan seringkali dimulai dengan permainan masokistik dan sadistic selama masa kanak-kanak

Penyebab masochism juga bisa berasal dari pengalaman traumatik di masa kanak-kanak seperti penganiayaan seksual atau fisik dan hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak tersebut juga biasanya mengalami gangguan.
Bisa jug timbul karena fantasi seksual yang tak pantas ditahan, dan menjadi lebih kuat jika hal itu terlarang.

30% perilaku masochism juga berpartisipan pada perilaku sadisme.

Sumber: Kesehatan Mental (Prof.Dr Dzakiah Darajat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar